Post ini, terutama, untuk kamu yang masih belajar mengenali lensa kit
18-55mm yang datang bersama dSLR yang baru mulai kamu gunakan. Mungkin
kamu sudah banyak mendengar cerita teman-teman tentang lensa ini dan itu
yang membuat kamu merasa lensa zoom yang kamu punya ini masih sangat
standar. Tapi tunggu dulu, dengan eksplorasi lebih, kamu bisa
mendapatkan banyak sekali pengalaman lewat satu lensa ini saja. Fotonela
pernah membahasnya di artikel yang lalu. Tapi kali ini, kita akan lihat apa yang bisa didapat melalui ujung telephoto pada lensa kit-mu, yaitu pada focal length 55mm.
Para fotografer biasanya menggunakan ujung telephoto pada lensa zoom
untuk keperluan semacam macro atau candid. Idealnya, ukuran 200mm bisa
memberi kamu banyak keleluasaan untuk dua jenis genre fotografi tadi.
Dengan 55mm dan bukaan aperture maksimal f/5.6, kamu mungkin akan
memperhatikan bahwa foto-foto “macro” kamu belum menunjukkan bokeh yang
sempurna, atau saat kamu ingin memotret candid kamu masih harus mendekat
ke jarak yang kurang nyaman. Lalu akhirnya kamu jarang menggunakan
ujung telephoto ini dan lebih sering memakai ujung lebar-nya untuk
memotret landscape.
Kamu harus tahu bahwa focal length 55mm banyak gunanya. Saya sendiri
lebih sering menggunakan ujung telephoto dibandingkan wide angle pada
lensa kit 18-55mm. Kenapa? Karena jarak ini bisa memberi saya frame yang
ketat, penuh, dan menunjukkan banyak detil. Yang paling saya suka
adalah depth of field-nya yang dangkal saat saya membuka lebar aperture.
Fotografer yang kreatif akan berpikir out of the box. Demikian juga
saat ia menggunakan lensa telephoto. Berpikirlah diluar bunga, serangga,
atau tekstur. Berpikirlah “kecil”. Mungkin kamu terbiasa melihat dunia
yang maha luas melalui landscape, sesekali beralihlah ke hal-hal kecil
di sekelilingmu.
Proyek 55mm kita kali ini adalah menciutkan diri dan membuat dunia baru yang serba kecil.
Intinya tentu sama seperti saat memotret macro, tapi dengan
pendekatan close-up, kita tidak merasa dituntut untuk menampilkan latar
belakang yang sangat creamy dan super bokeh. Kita bisa memanfaatkan
barang-barang kecil dan memperlakukannya seperti memotret objek ukuran
normal, dimana area out-of-focus tidak terlalu esensial. Kamu bisa
memanfaatkan action figure, mainan, pajangan, dan semacamnya. Kamu bisa
memotret benda-benda ini sendiri atau menggabungkannya dengan dunia
besar untuk memperkuat kesan mini dalam fotomu.
Untuk inspirasi yang luar biasa, kamu bisa lihat foto-foto dari Zev Hoover yang
sempat menjadi pembiaraan beberapa waktu lalu karena ide dan keindahan
hasil karyanya yang menggabungkan dua dunia menjadi satu.
Selain dua dunia, Zev juga memanfaatkan dua focal length. Tele untuk
benda-benda kecil, dan wide angle untuk memotret dirinya sendiri. Ini
pasti memberikan pandangan baru untukmu kan? Selain itu, proyek seperti
ini bisa disebut proyek nyaman yang tidak diburu waktu seperti jika kamu
menunggu golden hour dan semacamnya. Kamu bisa melakukan ini di rumah
dengan benda-benda di sekelilingmu sekaligus belajar memahami fotografi still life.
Jadi, jangan dulu terburu-buru mengganti lensa. Coba dulu manfaatkan
apa yang kamu punya, karena kemungkinan yang bisa kamu dapat sungguh
tidak terbatas. Semuanya hanya soal kreativitas.
Selamat bereksperimen :)
Selamat bereksperimen :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar