Setelah membaca banyak artikel fotografi atau berpartisipasi di
forum-forum foto, kamu pasti sering mendengar tentang Depth of Field
atau DOF dan kamu juga mungkin sudah tahu perbedaan bentuk DOF dangkal
dan DOF dalam. Tapi, kalau kamu belum tahu bagaimana menggunakan DOF
yang tepat dan mengaturnya di kameramu, maka ini artikel yang tepat
untuk jadi referensi.
Sederhananya, kita bisa menggambarkan depth of field sebagai area
dalam foto yang fokusnya paling tajam, dan ketika lensa mencari fokus
melalui lensa SLR, DOF bisa dipantau melalui viewfinder – dan tentunya
ini sangat membantu. Beberapa faktor mempengaruhi dangkal atau dalamnya
DOF, yaitu: bukaan diafragma lensa (atau yang kita kenal dengan
Aperture) dan focal length dari lensa yang digunakan.
Peraturan dasar untuk memilih bukaan aperture yang tepat untuk
DOF yang diinginkan adalah: semakin besar angka aperture-nya (misalnya
f/2.8, f/2, f/1.4 dst.) semakin sempit pula ruang fokus dan semakin
dangkal DOF-nya. Sebaliknya, jika DOF dalam yang diinginkan, maka
pilihlah bukaan lensa yang lebih kecil sekitar angka f/8, f/11, f/16,
f/22 agar ketajaman pada foto semakin lebar dan seluruh foto bisa
tertangkap tajam.
DOF meningkat bersamaan dengan jarak. Semakin jauh objeknya, semakin
dalam DOF yang bisa didapat. Landscape biasanya punya DOF yang dalam,
sementara foto makro cenderung dangkal karena objeknya sangat dekat
dengan lensa.
Jumlah cahaya yang mengenai film atau sensor ditambah dengan waktu
yang digunakan untuk membiarkan cahaya tadi terekam akan menghasilkan
exposure. Kamera punya dua mekanisme untuk mengontrol exposure,
diafragma lensa (aperture) dan waktu membuka/menutup-nya shutter
(shutter speed). Ukuran aperture akan menentukan jumlah cahaya yang
masuk. Berbagai ukuran aperture digambarkan dengan nomer yang disebut
f/stops atau f/numbers. Setiap f/stop mewakili jumlah cahaya tertentu
yang melewati lensa. Angka kecil berarti f/stop besar sementara angka
besar disebut f/stop kecil. Ini karena angka yang lebih besar mewakili
aperture kecil dan hanya membiarkan sedikit cahaya masuk melalui lensa.
Setiap kali kamu bergerak dari satu f/stop ke f/stop kecil berikutnya,
jumlah cahaya yang masuk dikurangi tepat setengahnya. Akibatnya, jumlah
exposure-nya sendiri juga dibagi dua.
Kombinasi aperture dengan shutter speed akan menentukan seberapa
terang atau gelap foto yang dihasilkan. Sementara pengaturan aperture
saja yang menentukan dangkal atau dalamnya depth of field. Kamu bisa
juga membaca panduan cepat menggunakan pengaturan manual di artikel yang ini.
Nah sekarang kamu sudah lebih tahu tentang bagaimana DOF dihasilkan,
dan kamu akan semakin akrab dengan penggunaannya seiring dengan
banyaknya latihan yang kamu lakukan. Portrait, dan macro adalah dua
genre yang umumnya menggunakan DOF dangkal, sementara landscape,
cityscape, seascape cenderung pada DOF yang dalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar