- ISO harus diatur dengan benar untuk mengontrol seberapa sensitif sensor kamera akan cahaya. Ketika terang, gunakan ISO rendah, ketika cahaya agak redup kamu bisa naikkan ISO sedikit (tapi hati-hati dengan noise.)
- WB atau White Balance adalah setting yang digunakan untuk memastikan kamu mendapat tone putih dan abu-abu yang seimbang dalam sebuah foto. Jenis pencahayaan yang berbeda bisa membuat area putih dalam foto tampak berwarna. Lampu fluorescent bisa membuat kertas putih tampak kebiruan. Lampu tungsten akan membuat area putih tampak kekuningan. Kamera memiliki banyak pengaturan untuk White Balance, tapi belajar menyesuaikan WB sendiri sesuai keperluan (custom mode) akan sangat membantu.
- Aperture mengontrol seberapa banyak cahaya bisa masuk melalui lensa dengan menyesuaikan f-stop. Angka f-stop rendah (misalnya 1.4) akan memasukkan banyak cahaya dan angka yang lebih besar (misalnya 16) akan memasukkan lebih sedikit cahaya.
- Shutter speed mengontrol seberapa lama sensor terekspos cahaya. Angka shutter speed yang rendah akan memasukkan lebih banyak cahaya tapi mungkin menyebabkan motion blur jika objeknya bergerak. Shutter speed yang cepat (umumnya diatas 1/500 detik) baik digunakan untuk menghentikan gerakan dalam keadaaan cahaya terang, sementara shutter speed yang lebih lambat (lebih dari 1 detik) bisa digunakan saat cahaya redup untuk menangkap lebih banyak detil tapi dengan kemungkinan muncul motion blur.
- Kamu tidak membutuhkan fokus manual untuk pasangan manual mode. Manual mode berarti kamu memegang lebih banyak kontrol atas kamera untuk menentukan bagaimana kamera menerima cahaya, tapi fokus manual akan membutuhkan beberapa detik tambahan untuk mengatur cincin fokus agar gambar tertangkap lebih tajam. Banyak fotografer yang menggunakan auto fokus agar mereka bisa memotret dengan lebih cepat dan tidak kehilangan momen.
- Sebuah kamera yang canggih tidak berarti membuat fotografer di belakangnya juga jadi canggih. Tapi seorang fotografer yang hebat bisa membuat foto yang bagus dengan kamera apapun (bahkan kamera ponsel!) Dengan belajar bagaimana memotret secara manual, kamu akan mengenal kamera yang kamu punya dan bisa memanfaatkannya dengan maksimal.
- Setiap kamera punya “sweet spot”. Yaitu titik dimana ia bisa menangkap gambar dengan tajam. Kenali spot ini dengan memperhatikan foto yang kamu buat dan kenali dimana titik istimewa ini.
- Ketika memotret secara manual, tidak ada petunjuk berapa angka yang harus digunakan untuk shutter speed, aperture, atau apapun. Kamu yang menentukan sendiri seberapa banyak atau sedikit kamu ingin menggunakan cahaya dalam fotomu.
- Semakin tinggi ISO semakin tinggi pula kemungkinan munculnya noise dalam foto. Tidak ada yang salah dengan itu, beberapa fotografer bahkan suka dengan gaya “noisy” dalam fotonya. Tapi kalau kamu tidak suka, berarti kamu harus mempertahankan ISO di angka rendah kecuali kamu menggunakan kamera yang sangat bagus dengan toleransi ISO yang tinggi.
- Menyimpan foto dalam format RAW dan bukannya JPEG akan membantu fotografer seandainya exposure atau white balance dalam foto sedikit meleset. Sebuah foto RAW menyimpan semua informasi kamera yang dibutuhkan untuk bisa diperbaiki kemudian di editor tanpa merusak foto aslinya.
- Berlatihlah! Memotret dengan manual mode memang tidak mudah, tapi akan mendorong kamu untuk mengenali kamera yang kamu gunakan luar-dalam dan kamu akan menjadi fotografer yang lebih baik karenanya. Jangan berharap foto-foto pertamamu akan tampak luar biasa, karena latihan memang diperlukan.
- Semua fotografer punya mode favorit (apakah itu Aperture Priority dan sebagainya) tapi setiap fotografer yang baik mengerti bagaimana memotret menggunakan manual mode karena itu adalah dasar yang akan membawa mereka ke pengaturan lain yang nyaman untuk digunakan.
- Jika objek dalam fotomu kurang terlihat tajam, itu bukan karena tipe kamera yang digunakan (meskipun mungkin juga karena shutter speed terlalu lambat) tapi karena jenis lensa yang kamu gunakan.
- Banyak fotografer pernikahan dan spesialis portrait menggunakan pengaturan aperture yang terbuka lebar, yang artinya menggunakan angka f-stop terkecil agar bisa didapat background yang buram atau bokeh dengan objek yang tajam di bagian depan. Untuk efek semacam ini, pertahankan angka f-stop di 2.8 atau lebih kecil.
- Langkah-langkah pengaturan manual : Pertama, atur white balance. Kedua, atur ISO. Ketiga, atur aperture. Terakhir, atur shutter speed.
- Carilah buku-buku referensi fotografi untuk mendapatkan lebih banyak inspirasi tentang memanfaatkan manual mode dan kamera.
- Jika kamu butuh bantuan, jangan malu-malu untuk bergabung dengan forum fotografi.
- Buatlah beberapa foto percobaan. Kamera akan merekam setting yang digunakan dalam file foto, jadi kamu tidak perlu mencatatnya. Kamu bisa mencoba kameramu, kombinasikan beberapa pengaturan berbeda dan lihat setting yang paling kamu suka dan cocok untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
- Kamu tidak akan mendapatkan foto yang bagus setiap kali memencet tombol shutter. Akan ada banyak foto yang overexposed, underexposed, kabur, dan sebagainya bila kamu belajar menggunakan manual mode. Teruslah belajar.
- Setelah kamu berhasil menguasai pengaturan manual di kamera dSLR-mu, kamu bisa mulai dengan aksesoris lain, misalnya external flash, untuk menambah pengetahuan fotografi manualmu.
Kamis, 26 Juni 2014
20 Hal Penting Tentang Manual Mode
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar